Selasa, 10 Februari 2009

SEJARAH KOTA PATI 2

KAPAN BERDIRINYA KADIPATEN PATI ?

By Abdul Madjid

Sebentar lagi Pati akan memperingati hari jadinya, HUT yang ke 684. Namun penepatan tahun jadinya itu masih mengandung kontroversi dikalangan masyarakat, banyak yang mempertanyakan kapan dimulainya (start) Kadipaten Pati. Pro dan kontra terhadap berdirinya Kadipaten Pati, Berawal dari keinginan masyarakat untuk mengetahui hari jadi Kota Pati, Maka Bupati Pati Jaman Orde Baru Bapak Sunardji mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No 003.3/869/1991 tanggal 19 November 1992, untuk mencari hari jadi Kadipaten Pati. Tim ini diketuai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten, Ir. Haruman Anwar yang anggotanya terdiri dari kalangan pemerintah dan tokoh masyarakat.

Tim tersebut menelusuri jejak peninggalan Kadipaten Pati dengan mengadakan penelitian di Dukuh Tegal Kauman, Desa Gajian, Kecamatan Gunung Wungkal, yang terdapat Batu Prasasti “Berhuruf Pallawa”, ternyata peninggalan Jaman Raja Airlangga tertulis tahun saka 1260 (1204 M), namun tidak memberikan informasi tentang keberadaan Pati. kemudian merujuk ke peninggalan Makam Ki Ageng Ngerang di Desa Pakuwon Kecamatan Juana. Di samping itu tim juga mempertimbangkan letak geografis masa lalu, munculnya kerajaan Mataram Hindu pada abad VIII, Pati masih berupa lautan. Selain itu Tim melihat refrensi buku karya Dr HJ de Graff Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, bahwa di Jaman Mataram Hindu, ada keturunan Medang Kamulan bernama Sandang Garba yang menguasai kota pelabuhan “Jung Pura” (Jepara) dan “Cajongan” (Juana), namun tak menyinggung nama Kadipaten Pati.

Akhirnya Tim mengambil kesimpulan bahwa berdirinya Kadipaten Pati menggunakan Cerita Babad Pati, dimulai dari usaha penyatuan Kadipaten Carangsoko dan Kadipaten Paranggarudo dengan surya sengkala Mulat Gapura Manembah Gusti, konon kepindahannya dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit yang kala itu diperintah Raja Jayanegara (1309-1328). Tim tersebut kemudian mengutak-atik kepindahan Kadipaten Pati dari Pesantenan ke Kaborongan dengan perhitungan hari baik, mempertimbangkan “Nagadina” dan “Nagatahun”, tradisi perhitungan hari di dalam masyarakat Pati sangat kental. Untuk menguatkan pendapat tersebut maka dicocokan dengan almanak Keraton Surakarta, sehingga ditemukan hari tanggal, bulan, dan tahun yakni Wuku Prabangkat, Dukut, Wulan (Bulan) Ruwah (Sya’ban)-Badra (Mangonsari). Sehingga di tulis diangka tahun saka 1245 (tata suci manembah aji), hari kamis (sesuai prasasti Tuhannaru) tahun masehi 1323, dengan surya Kaweruhing Manembah Budayaning Ratu. Yang ditulis lengkap di tahun masehi adalah Hari Kamis, 14 Agustus 1323.

Benarkah Kadipaten Pati berdiri pada hari Kamis, 14 Agustus 1323? Mengingat data-data yang dipakai untuk menandai tahun berdirinya berdasarkan rujukan dari cerita rakyat (tutur). Bisakah cerita tersebut dijadikan rujukan sebagai tanda tahun berdirinya sebuah kadipaten? sedangkan cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat. Cerita rakyat dibagi menjadi tiga golongan Mite (cerita yang dianggap benar terjadi dan suci), Legenda (cerita yang dianggap benar terjadi tetapi tidak dianggap suci) Dongeng (cerita yang tidak dianggap benar-benar terjadi dan tidak terikat waktu dan tempat). Babad Pati termasuk katagori cerita yang mana?

Menelusuri tahun berdirinya sebuah Kadipaten harus dengan melihat pada bukti2 peninggalan masa lalu, Berupa kota, pemerintahan, situs-situs makam, lambang, data Toponim. Cerita rakyat (tutur) bisa dijadikan sebagai data sejarah bila melalui uji Historiografi. Salah satunya bila pelaku/saksi yang terlibat dalam peristiwa/kejadian itu hidup sejaman? Sehingga dapat dilakukan metode cross ceking untuk menemukan kebenarannya dari sejarah lisan (Oral History), Data-data yang diperoleh kemudian dijadikan pedoman/rujukan. Namun ada beberapa sejarahwan idialis yang meniti beratkan pada bukti-bukti peninggalan, mereka mengkaji secara detail dalam pegungkapan kebenaran sejarah, mereka berprinsip NO DOCUMENT NO HISTORY.

Berdirinya Kadipaten Pati menggunakan rujukan Babad Pati yang belum jelas kerangka tahunnya. Cerita Babad Pati adalah teks sastra Jawa Klasik (diterbitkan Balai Peostaka tahun 1937 dengan nomor 1245). Teks ini berasal dari naskah bertulis tangan dan berhuruf Jawa, namun buku ini tidak memberi informasi mengenai asal-usul naskah, kapan ditulis dan kapan di transliterasikan. Cerita ini Berisi 16 bab dengan sub judul sendiri-sendiri. Babad Pati ini berbentuk tembang seperti Asmaradana, Dandanggula, Sinom, Durma, Kinanti, Gambuh, Pangkur, Mijil, Megatruh dan Pocung (tetembangan Mocopat sendiri adalah karya seni dari maestro walisongo).

Dalam Babad Pati terdapat tokoh-tokoh yang dianggap pernah ada di masa silam seperti Raden Menak Jasari, Dewi Ruyungwulan, Yuyu Rumpung, Dalang Sapanyana, Kembangjaya, Baron Sekeber, dengan tokoh-tokoh yang benar-benar ada seperti Jayakusumo, Panembahan Senopati. Berdasarkan isi dari Cerita Babad Pati, kemungkinan Babad Pati ditulis untuk menandingi penulisan keraton Mataram (Istanasentris), atau mungkin ditulis ketika Kadipaten Pati ditundukkan Kerajaan Mataram?

Kalau Melihat tahun hari jadi Kadipaten Pati yang begitu sangat tua, bisa dikatakan Pati telah mengalami perjalanan sejarah panjang. Namun tim kesulitan dalam menemukan sisa-sisa masa lalu (petilasan). Benarkah Kadipaten Pati berdiri sendiri, bersamaan dengan Kerajaan Majapahit? Melihat nama-nama penguasa Pati seperti Kembangjoyo, Tombronegoro, Tondonegoro mungkin bisa dikatakan status namanya sejajar dengan R. Wijaya, Jayanegara (sesuai dengan kasta Hindu). Kalau seandainya Kadipaten Pati dibawah kekuasaan Majapahit mungkin penguasanya akan menggunakan nama yang statusnya lebih rendah di bawah raja seperti Kebo...?, Gajah ...?. Bagaimana bila berada dalam kendali Kerajaan Pajajaran sesuaikah nama-nama Penguasa Pati tersebut? Dalang Soponyono hidup di Jaman apa? Hindu atau Islamkah? Andai di jaman Hindu berarti wayang yang dipakai wayang Hindu bukan wayang kulit jaman Walisongo, Pertunjukan wayang di jaman Hindu masih sederhana, selain itu yang menikmati pertunjukan wayang adalah keluarga kerajaan saja, tidak untuk kalangan rakyat biasa.

Masa Pemerintahan Tondonegoro ke Jaman Pemerintahan Ki Penjawi memiliki Selang waktu yang sangat lama (dua setengah abad). Siapa yang berkuasa pada Kadipaten Pati rentang waktu tersebut? Andai Kadipaten Pati sangat tua kenapa miskin peninggalan (tidak ada Prasasti)? Paling tidak ada warisan yang dapat dikaji oleh sejarahwan? Mengapa tim penyusun menggunakan tahun berdirinya kadipaten berdasarkan pertimbangan penyatuan Kadipaten Carangsoko dan Paranggarudo yang berada pada Babad Pati? kenapa tidak berdasarkan pada pemerintahan Ki Penjawi? Yang memiliki banyak data peninggalan. Kenapa Penepatan tanggal tahunnya menggunakan “Nagadino” dan “Nagatahun” yang disesuaikan dengan hari baik tradisi orang Pati?. Apakah ini bukan usaha menduga-duga yang kemudian harus dipaksakan dan diyakini kebenarannya sebagai sejarah? Kerja tim penyusun sangat terburu-buru, mungkin untuk arif dan bijaksana dalam melihat sejarah, kalau tim penyusun menelusuri dahulu siapa pengarang Babad Pati ? dan pada tahun berapakah Babad Pati ditulis?.

Minggu, 08 Februari 2009

CELOTEH WAROENG KOPIE

TEAM PENENTUAN HARI JADI KOTA PATI
By NN

Untuk menelusuri Hari Jadi Kabupaten Pati, telah dibentuk Tim Penyusunan dan Penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati dengan Surat Keputusan No. 003./869 tanggal 19 November 1992.

Tim Penyusunan dan Penelitian bersepakat bahwa untuk penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disyahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa : "KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIRAGA"
Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIRAGA" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.
Barang siapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa fakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, kerajaan Singasari surut, sedang kerajaan Majapahit belum berdiri.
Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gujung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu.

1.Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama "Yudhapati", wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari.

2.Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama :puspa Andungjaya", wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan

Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua Adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama " Sapanyana ".
Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat
diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan,
Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan n dengan gelar " Adipati Jayakusuma n di Pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ".
Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan
bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten
Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : .................. Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAI, Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada didalamnya. Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..............Tambranegara Pati "Sumewo" maring Majalengka. Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit .................



Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, pufra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Artinya


Tidak lama kemudian kerajaan-kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh.
Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majapahit.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut
serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo
Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati, menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI. Dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI ", yang bermakna u Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI dengan surya sengkala " KRIDANE
PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai " HARI JADI KABUPATEN PATI ".
1

Jumat, 06 Februari 2009

NGOBROL DI WAROENG KOPIE

Hidup adalah perjuangan
Hidup adalah perjalanan yang harus dinikmati
Hidup adalah saksi
Sedangkan tidak Hidup adalah mati

CERITA DARI BAKUL KERTAS KILOAN

PENEMUAN KERTAS

Bagaimana seandainya tidak ditemukan kertas? Mungkin para pujangga akan kesulitan menulis syair-syairnya. Penemu teknologi tak mampu menulis teori-teorinya panjang lebar. Mungkin rekan muda juga akan kesulitan surat-suratan. Pak pos juga keberatan bila membawa beberapa bongkah batu, setumpuk daun lontar atau sekarung tulang untuk mengungkapkan kata-kata cinta, tagihan utang.
Dengan ditemukan kertas didaratan Cina, informasi dan kebudayaan Cina dapat di ketahui oleh dunia luar. Hal ini merupakan jasa dari Ts’ai Lun ± 105 pada masa kaisar Ho Ti yang menemukan kertas. Ia menggunakan Bambu untuk dibuat bubur kertas kemudian di keringkan menjadi lembaran kertas. Sebelum ditemukan kertas, di Cina media tulis yang dipakai untuk tulis adalah bambu, bagi yang mampu dengan kain sutra. Sedangkan di daerah barat untuk mendokumentasikan surat-surat penting di atas kulit kambing. Orang Yunani menggunakan Papirus. Di timur tengah ada yang menggunakan Tulang. Di Asia Tenggara menggunakan daun lontar dan sebokah batu, termasuk di Indonesia para pujangga menuliskan peristiwa-peristiwa masa lalu pada sebuah prasasti, coba kalau ada kertas, mungkin penulisannya akan lebih ditail dan para akriolog tak kan kesulitan menterjamahkan makna2 simbolik.
Penemuan kertas oleh Ts’ai Lun mempengaruhi kemajuan di dunia, para pengusa dapat mencatat administrasi kerajaan. Penulis tata cara pertanian, banyak karya-karya Romawi, Yunani, Timur tengah di tulis ulang dengan media kertas. Penulisan dalam kertas masih terbatas dan belum ada usaha penggandaan, atau mencetak dalam partai besar. Baru tahun 1400-1468 Johan Gutenberg menemukan mesin cetak (Nenek moyangnya Foto Copy). Awal-awalnya ia terispirasi pada segel dan stempel cap yang digunakan Cina dalam menggandakan buku. Sedangkan Gutenberg menemukan cetak blok sehingga memungkinkan percetakan sejumlah besar eksemplar buku.
Rekan muda sangat beruntung hidup di jaman tehnologi yang mengalami kemajuan pesat. Meski hidup dijaman Digital namun peran kertas, masih diperlukan. Kita dapat mendapatkan buku-buku dengan mudah, informasi dapat kita terima secara cepat dan detail dengan membaca Koran, majalah, Bulletin, Tabloit dan baca. Penemuan kertas sangat memudahkan orang atau bangsa saling berkomunikasi, berinteraksi. Sehingga apa yang telah dicapai bangsa tertentu akan dipublikasikan, dikaji menjadi penemuan dan menjadi persoalan bersama.

Jumat, 30 Januari 2009

KERTAS BUNGKUS PISANG GORENG

OJO GUMUN:

RAJA TIDAK PERNAH MANDI

Raja Louis XIV dari Prancis, hanya mandi tiga kali seumur hidupnya dan ketiga-tiganya karena dipaksa.

KANTOR POS “BATU”

Para pelaut di abad ke-17, kalau melewati Tanjung Harapan, menyelipkan surat-surat di bawah batu-batu besar dipinggir laut yang telah dipahat. Nantinya pelaut yang lewat berlayar ke arah yang berlawanan, mengambil surat-surat itu dan membawanya ke alamat yang dituju.

PEMIMPIN SEJATI

Theodore Roosevelt pernah menyampaikan pidato selama satu jam, padahal beberapa saat sebelumnya ia kena tembakan dari seorang pria yang gagal membunuhnya.

SENJATA KIPAS

Dalam seni bela diri Jepang yang dikenal dengan nama “Tessenjutsu” dipakai juga kipas kertas sebagai senjata.

SERBA EMPAT

Kaisar Prancis Charles IV memiliki istana empat, 4 meja dan 4 tempat lilin mewah. Ia makan 4 kali sehari, dan setiap kali makanan terdiri 4 bagian, ditambah 4 macam anggur, dan ia menikah 4 kali.

SAMURAI DIBUAT PATUNG

Hideyoshi, penguasa Jepang pada abad ke-16, memerintahkan agar semua pedang di seluruh negeri harus dilelehkan untuk bahan pembuatan arca Buddha. Karya yang dilaksanakan 50.000 seniman itu makan waktu enam tahun.

KENYATAAN
Leonardo da Vinci merekayasa jalan raya super yang bertingkat-tingkat di kanvasnya. Ratusan tahun sebelum jalan seperti itu ada, kini benar-benar di bangun.

MENDULANG EMAS

Di tahun 1904, dua pekerja tambang yang dengan tangan mendulang emas di sebuah sungai kecil di Alaska, menemukan sekitar 80 kilogram emas, hanya dalam waktu tujuh jam.

PIANO

Lord Berners dari Inggris (1883-1950) memiliki piano di dalam mobil Rolls Roycenya.

KEPULAUAN

Kepulauan atau gugusan yang terdiri dari pulau-pulau terbesar di dunia terdapat diantara Asia dan Australia yang kini berada di bawah pemerintah Rrpublik Indonesia, terdiri dari 17.508 pulau, membentang sepanjang 5.600 km.